Teknik ukir sudah ada sejak ribuan tahun silam bahkan dari zaman prasejarah. Berdasarkan berbagai bukti sejarah yang ada, seni ukir sudah diaplikasikan oleh para nenek moyang di dinding-dinding gua di berbagai negara di dunia. Seni dan teknik ukir ini semakin berkembang terlebih di era modern seperti sekarang.
Alat-alat yang digunakan sudah lebih canggih, berbagai produk ukir juga lebih beragam mulai dari karya seni hingga furniture dan pintu atau jendela. Seni ukir memang tidak termasuk mudah untuk dikuasai, namun setiap orang bisa mempelajarinya, baik sebagai hobi atau pun profesi.
Fungsi Seni Ukir
Saat awal kemunculannya, seni ukir masih sangat sederhana dengan bentuk-bentuk seperti lingkaran, segitiga, perpaduan garis dan titik, dan sejenisnya. Lalu pada masa kerajaan, seni ukir sudah lebih berkembang, dan di zaman modern seperti sekarang lebih bervariasi lagi. Fungsinya pun beragam seperti:
1. Fungsi Hias
Fungsi utama dan pertama dari seni ukir adalah untuk membuat hiasan atau dekorasi pada suatu benda agar terlihat lebih menarik dan tidak polos.
2. Fungsi Ekonomis
Benda-benda biasa yang menjadi lebih indah karena diberi ukiran tadi pada akhirnya bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah karena banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini membuat seni ukir memiliki fungsi ekonomis karena bisa dijadikan profesi.
3. Fungsi Simbolik
Indonesia yang memiliki banyak adat, budaya, dan juga etnis membuat seni ukir di negeri ini juga cukup beragam. Masing-masing daerah seperti memiliki teknik dan ciri khas tersendiri dalam hal seni ukir.
Hasil ukiran suku Toraja dan Bali tentunya sangat berbeda, begitu juga hasil ukiran dari Jepara, Bali, suku Asmat di Papua, dan banyak lagi. Dengan kata lain, seni ukir berfungsi sebagai simbol dari suatu daerah, budaya, atau suku.
4. Fungsi Konstruksi
Selain diterapkan pada karya seni dan furniture, seni ukir berbagai teknik dan bentuk juga banyak diaplikasikan pada bangunan / konstruksi, mulai dari rumah hunian, tempat ibadah, candi-candi, rumah adat, objek wisata buatan, dan berbagai bangunan lain di negeri ini.
5. Fungsi Magis
Sejumlah daerah di Indonesia juga ada yang menggunakan seni ukir untuk kebutuhan ritual tertentu yang sifatnya magis. Misalnya saja seni ukir yang ada pada patung, cawan, atau benda lain apapun yang digunakan pada upacara adat.
Bisa juga seni ukir ini diaplikasikan pada bangunan dan bangunan tersebut digunakan untuk kegiatan ritual. Fungsi magis dari seni ukir ini biasanya lebih banyak ditemukan di daerah yang masih sangat kental dengan adat budaya, yang biasanya merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang.
Alat Pemahatan/Ukir
Alat-alat pada proses pemahatan / ukir biasanya sangat tergantung pada permukaan apa yang dipahat. Jika permukaan ini berupa kayu, biasanya alat-alat yang digunakan terdiri dari:
- Gergaji kayu
- Alat pahat (pahat lengkung, lurus, dan col)
- Pahat pengot
- Pengikis (pengkerot)
- Pisau ukir (ladik)
- Amplas
- Kuas
- Parang (batek)
- Palu kayu (ganden)
- Bor mesin
- Tatah
- Klem C/F
- Batu asah
- Mesin scroll saw dan jigsaw
- Kain lap
Macam-macam Teknik Ukir
Teknik mengukir bisa berbeda-beda antara satu pengrajin dan pengrajin lainnya, dan tergantung juga pada permukaan apa yang diukir. Sejumlah teknik yang paling umum diterapkan dalam melakukan pemahatan atau pengukiran adalah:
- Carving: membuat permukaan kayu datar terlihat lebih memiliki volume dan disertai dengan ukiran 3D. Alat yang biasa digunakan pada teknik ini adalah palu kayu, pahat, dan pisau ukir.
- Chip carving: teknik ini paling banyak diterapkan pada media berukuran besar, dengan alat ukir biasanya berupa kapak, pahat, pisau ukir, dan ganden.
- Kerik: pisau ukir adalah alat utama dalam teknik ini. Durasi waktu dari teknik ini cenderung lama dan membutuhkan ketelatenan tingkat tinggi.
- Tekan: sesuai namanya, teknik ukir ini dilakukan dengan memberikan tekanan pada permukaan yang keras, misalnya besi, logam, atau kuningan.
- Pembakaran: proses pembakaran biasanya ada di bagian akhir / finishing pada media kayu dengan tujuan memperjelas ukiran pada kayu.
Cara Membuat Ukiran / Motif
Secara garis besar sebenarnya hanya ada empat tahapan dalam proses pengukiran, namun proses ini tidak secepat dan semudah yang terlihat. Empat tahapan ini adalah:
- Menyiapkan bahan / media dan alat.
- Memilih motif yang akan diukir pada media.
- Membuat motif dengan teknik seperti yang sudah dijelaskan di atas.
- Finishing (ukiran dirapikan dan juga dibersihkan agar terlihat lebih indah, lalu dicat dengan warna tertentu).
Beberapa Contoh Seni Ukir di Indonesia
1. Ukiran Jepara
Apa itu Gebyok Jawa? Ini Sejumlah Fakta Terkaitnya 4. Ukiran Bali
Kayu jati menjadi media paling banyak digunakan pada ukiran Bali, dengan ciri khas motif ukir berupa wajah patung yang dikombinasikan dengan motif daun.
Kebanyakan ukir Toraja diterapkan pada media kayu dengan warna dasar hitam atau merah yang mirip dengan warna kain khas Toraja. 6. Ukiran Papua
Motif ukir Papua identik dengan gambar wajah patung atau manusia yang biasanya diaplikasikan pada media kayu dan diberi warna merah atau hitam. Teknik ukir yang sudah ada sejak zaman kuno kini menjadi salah satu warisan budaya yang terus dilestarikan bahkan teknik, alat, dan juga motifnya sudah sangat beragam. Tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, seni ukir juga bisa menjadi simbol suatu suku/daerah dan juga bisa dijadikan ladang bisnis. |
Posting Komentar untuk "Teknik Ukir: Fungsi, Jenis, Cara Membuat dan Contoh Motif Ukir di Indonesia"