Permasalahan krisis energi harus segera diatasi agar generasi ke generasi berikutnya masih dapat merasakan manfaat dari penggunaan energi listrik dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. Sebelum mengatasi permasalahan krisis energi tersebut haruslah dilakukan audit energi guna untuk mengetahui profil penggunaan energi apakah boros dalam penggunaannya ataukah sudah efisien.
Audit energi merupakan suatu metode yang digunakan auditor untuk menghitung jumlah besarnya konsumsi energi dan mengenali cara-cara atau upaya untuk penghematannya tanpa mengurangi tingkat kenyamanan bangunan/gedung. Untuk selengkapnya mengenai proses audit dan jenis-jenis audit energi dapat disimak pada penjelasan di bawah ini.
Apabila sebuah gedung telah dibangun maka kegiatan audit energi harus dilakukan secara tepat, efisien, dan rasional. Hal ini untuk menilai sejauh mana efisiensi penggunaan energi bangunan tersebut.
Tujuan audit energi adalah untuk mengidentifikasi kebocoran atau pemborosan energi sehingga kemudian dapat dilakukan pelacakan atau penelusuran terkait dengan langkah-langkah perbaikannya (retrofitting).
Ruang Lingkup Audit Energi
Ruang lingkup kegiatan audit energi mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Melakukan identifikasi penggunaan energi pada sebuah bangunan baik rumah maupun gedung perkantoran, mall, dan lain sebagainya.
- Melakukan observasi terkait dengan tingkat penggunaan energi berdasarkan kondisi bangunan dan jenis penggunaanya.
- Mencari tahu potensi terbesar dalam upaya memperbaiki efisiensi penggunaan energi yang dapat dilakukan dan bagaimana melakukan perbaikan efisiensi tersebut.
Proses Audit Energi
- Desain tapak, denah, dan potongan bangunan gedung seluruh lantai.
- Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.
- Diagram satu garis listrik, yang dilengkapi dengan penjelasan penggunaan daya listriknya dan besarnya penyambungan daya listrik PLN serta besarnya daya listrik cadangan dari diesel (jika ada).
b. Pembayaran tagihan rekening listrik bulanan bangunan gedung selama periode satu tahun terakhir (12 bulan terakhir).
c. Tingkat hunian bangunan atau occupancy rate.
2. Audit Energi Rinci
Tahapan ini dilakukan oleh auditor jika ditemukan nilai IKE (Intensitas Konsumsi Energi) lebih besar dari nilai target yang telah ditentukan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui profil penggunaan energi pada bangunan yang sedang diteliti dan diukur. Dengan begitu, dapat diketahui peralatan penggunaan energi apa saja yang pemakaian energinya cukup besar.
Macam-Macam Audit Energi
1. Audit berjalan (Walking audit)
3. Audit rinci (Detailed audit)
4. Rencana pengelolaan energi (energy management plan) dan implementasinya
Posting Komentar untuk "Mengenal Audit Energi, Ruang Lingkup, Proses dan Jenis-Jenisnya"