Pekerjaan pemeliharaan konstruksi jalan merupakan pekerjaan yang penting untuk dilaksanakan karena konstruksi jalan merupakan investasi modal yang besar sehingga apabila pelaksanaaannya diabaikan akan membutuhkan biaya rekonstruksi yang sangat mahal untuk bisa mempertahankan performance standard (perbaikan ke standar kondisi yang layak).
Chip Seal adalah pemberian satu lapisan aspal yang diikuti dengan pemberian satu lapisan chipping. Tujuan dari chip seal adalah untuk memberikan suatu lapisan penutup (seal) pada lapisan pondasi (base) dan untuk memberikan lapisan yang durabel dengan tahanan gelincir yang memadai (SANTRAL,2007; Hussain et al. 2008; Edmund 2008).
Fog seal ditempatkan terutama untuk menutup perkerasan, menghambat kerusakan, memperkaya pengeras/pengoksidasi aspal, dan membantu kekuatan ujung-bahu perkerasan.
Slurry Seal adalah campuran merata yang terdiri atas agregat halus bergradasi menerus, air, bahan pengisi, dan Aspal Emulsi yang digunakan untuk lapis penutup permukaan pada perkerasan (Pedoman Teknik Bina Marga,1999).
Micro-Surfacing merupakan sistem pelapisan menggunakan campuran dingin aspal polimer modifikasi yang dapat memperbaiki kerusakan pada jalan.
Kegiatan preservasi terutama lebih dititik beratkan pada kegiatan pemeliharaan preventif, disamping kegiatan rehabilitasi minor dan pemeliharaan rutin.
AASHTO mendefinisikan pemeliharaan preventif sebagai strategi penanganan yang terencana dan efisien, pada suatu system jalan eksisting dan perlengkapannya, yang dapat mempreservasi sistem, memperlambat penurunan kondisi jalan di masa yang akan datang, dan mempertahankan atau meningkatkan kondisi fungsional dari sistem, tanpa harus meningkatkan kapasitas strukturalnya (seperti yang dikutip FHWA dari AASHTO Standing Committee on Highway 1997).
Teknologi pemeliharaan preventif pada jenis perkerasan lentur telah banyak tersedia beberapa diantaranya adalah:
- Chip Seals
- Fog Seals
- Slurry Seals
- Micro-Surfacing
- Thin Overlays
- Crack Sealing
- Strain Alleviating Membrane (SAM)
- Strain Alleviating Membrane Interlayer (SAMI)
- Geotextile Reinforced Seal (GRS)
Chips Seal
Chips Seal |
Pada tahun 2009, telah dilakukan kajian mengenai teknologi chip seal yang dilakukan oleh Anwar Yamin dkk. Dari hasil penelitian tersebut, didapat kesimpulan bahwa:
Dari hasil pemeriksaan dokumen perencanaan dan pemeriksaan lapangan terhadap kinerja chip seal dapat diketahui bahwa parameter-parameter yang harus diperhatikan antara lain adalah precoating, lalu lintas, persen kendaraan berat, kekuatan lapis pondasi, dan ukuran agregat. Selain itu, faktor lingkungan juga harus diperhatikan. Dari hasil pengamatan lapangan studi ini, dapat disimpulkan bahwa:
Chip seal dapat diterapkan di Indonesia dengan hasil yang cukup memuaskan, Lapisan chip seal yang telah digunakan di Indonesia umumnya dihampar di atas lapisan soil cement, Pada umur dan kondisi yang sama lapisan chip seal lebih tahan terhadap retak refleksi dibandingkan dengan lapisan AC-WC setebal 4 cm yang langsung diletakkan di atas lapisan pondasi soil cement
Agregat yang ada di Indonesia dapat memenuhi syarat dan dapat diproduksi menjadi ukuran chip yang dapat digunakan untuk pekerjaan chip seal.
Tinggi rendah, overlapping penyemprotan dan kondisi nozzle sangat mempengaruhi kinerja lapisan chip seal yang dihasilkan.
Mikro tekstur lapisan chip seal di lapangan secara umum masih sangat baik walaupun chip tersebut telah dilewati atau mengalami pengausan akibat lalu lintas yang cukup tinggi dan lingkungan selama 4-6 tahun secara terus menerus.
Persyaratan chip yang akan digunakan untuk pekerjaan chip seal dapat mengacu ke persyaratan agregat untuk campuran beraspal.
Nilai makro tekstur lapisan chip seal yang didapat dari hasil pengujian British Pendulum di lapangan adalah sangat baik. Hal ini mengindikasikan bahwa kekuatan lapis pondasi yang ada dan kuantitas aspal yang digunakan sangat memadai.
Persyaratan lapis pondasi (soil cement) dalam Spesifikasi Umum seksi 5.4 dengan target nilai UCS soil cement sebesar 24 kg/cm dapat digunakan sebagai lapisan pondasi jalan yang menggunakan chip seal sebagai lapisan pondasi jalan yang menggunakan chip seal sebagai lapis penutupnya.
Rekayasa laboratorium yang dilakukan untuk mengetahui apakah aspal keras (AC Pen 60/70) dan aspal polimer yang umumnya digunakan untuk campuran beraspal di Indonesia dapat juga digunakan untuk pekerjaan chip seal dan apakah precoated yang dilakukan pada aspal chip memberikan manfaat yang positif terhadap daya lekatnya dengan aspal.
Fog Seal
Fog Seal |
Fog seal aplikasinya sangat mudah yaitu dengan cara menempatkan aspal elmusi yang dieencerkan di permukaan perkerasan tanpa agregat.Penerapanya berkisar antara 0,23 - 0,45 l/m2.perawatan dapat beradaptasi dengan baik di semua kondisi cuaca.
Slurry Seal
Slurry Seal |
Fungsi dari slurry seal ini sebagai lapisan aus, kedap air,mengisi pelepasan butir, menutupi retak, membuat permukaan seperti baru dan sebagai lapisan anti slip. Karakteristik Slurry seal adalah non structural, berupa bubur (slurry) yang berwarna coklat (saat basah) dan hitam (saat kering), tebal 6-8 mm, fleksibel serta aplikasi secara dingin. Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Slurry Seal yaitu:
- Pengisian semua material ke dalam hoppers dari Slurry Machine
- Pembersihan permukaan jalan dengan compressor udara.
- Penghamparan campuran dengan Slurry Machine
- Proses curing hamparan slurry dengan penutupan lalu lintas selama 2 – 4 jam Lalu lintas dibuka
Kelebihan dari Slurry Seal adalah berbentuk Slurry (bubur), sehingga dapat menutupi retak, tidak memerlukan pemadatan, aplikasi yang cepat, aman terhadap bahaya kebakaran, kedap air dan ramah lingkungan.
Batasan dari slurry seal adalah tidak menghampar dalam kondisi hujan, perlu kontrol lalu lintas sebab ada penutupan lalu lintas 2 – 4 jam, dan kondisi eksisting perkerasan yang rusak harus lebih dulu diperbaiki sebelum di Slurry Seal.
Micro Surfacing
Micro Surfacing |
Perawatan ini cocok untuk jalan jalan yang memiliki lalu lintas padat dan memiliki kemampuan untuk mengisi rutting. Bahan-bahan yang digunakan harus terus menerus diukur dengan tepat kemudian secara seksama di campur pada mesin pencampur.
Pada saat mesin pencampur bergerak maju, hasil campuran secara menerus ditampung pada suatu bak terbuka yang menyebarkan Micro-Surfacing selebar jalur lalu lintas pada satu lintasan. atau dapat juga digunakan bak alur yang direkayasa khusus, dirancang untuk menghampar partikel agregat pada bagian terdalam dari alur sehingga memberikan stabilitas yang maksimum pada jejak roda.
Keuntungan dari Micro-Surfacing:
• Dengan pelapisan tipis setebal 0,95 mm (3/8“), Micro-Surfacing dapat meningkatkan tingkat kekesatan, perbedaan warna, perbaikan permukaan, dan umur layan jalan dengan lalulintas berat dan kecepatan tinggi.
• Pada landasan udara, Micro Surfacing bergradasi rapat menghasilkan permukaaan yang kesat tanpa mengakibatkan terlepasnya butiran yang dapat merusak mesin pesawat. Micro-Surfacing dapat diterapkan pada rentang temperatur dan kondisi cuaca yang bervariasi.
Posting Komentar untuk "Teknologi Preservasi Jalan Pada Perkerasan Lentur"